Tingginya angka merokok di Indonesia memerlukan cara serta aksi secapatnya. Salah satu perihal awal yang dapat dilaksanakan ialah dari mulai membuat situasi rumah yang bebas dari asap rokok.
Kementerian Pendayagunaan Wanita serta Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bagikan tujuh strategi dalam kurangi angka merokok diawali pada lingkungan rumah. Ini dapat memutuskan rantai anak serta remaja yang mulai merokok.
Strategi ke-2 ialah “taklukkan asbak serta korek api di dalam rumah,” tutur Deputi Bagian Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc dalam webinar Kemen PPPA, beberapa lalu.
Selanjutnya, larang tamu bila akan merokok di dalam rumah. Selanjutnya, hindari orang yang baru usai merokok untuk contact langsung dengan bagian keluarga khususnya bayi serta anak.
“Tukar baju, mandi sesudah merokok. Jangan egois, maka janganlah disangka sesudah merokok tidak ada transmisinya,” terangnya.
Strategi setelah itu, minta anak untuk bikin tulisan “Smoke Free Home” untuk memperingatkan semua bagian keluarga. Paling akhir, berikan contoh yang baik ke anak dengan tidak merokok.
“Anak ialah peniru ulung, anak akan gampang mengikuti apa saja yang berada di seputar ia. Jadi jika di keluarga itu orangtuanya merokok tentu anaknya merokok. Meskipun orang-tua tidak merokok, tetapi rekan seumuran merokok, ia mempunyai potensi jadi perokok, jadi anak memang bertambah rawan.”
Lenny mengharap tiap keluarga mulai bisa mengaplikasikan rumah bebas asap rokok untuk kepentingan bersama. Beberapa kiat di atas perlu digembar-gemborkan serta diterapkan ke seluruh pihak hingga beberapa anak dapat diselamatkan dari bahaya rokok.
“Peranan orang-tua tentu saja penting. Awalannya dari rokok justru jadi meluber ke mana-mana,” jelas Lenny.
“Pokoknya, (merokok) tidak ada untungnya, ruginya banyak,” pungkas Lenny.